PROSES & MODEL PEMILIHAN KEPEMIMPINAN PADA MASA
KHULAFAURRASYIDIN
1. Proses
pemilihan kepemimpinan pada masa khulafaurrasyidin
a. Proses
pemilihan kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634 M/11-13 H)
Rasululloh
SAW wafat pada hari senin, 12 Rabiul Awal 11 H/8 Juni 632 M. pada saat itu
terjadi krisis kepemimpinan setelah ditinggalkan wafat oleh Rasululloh SAW yang
mana pada saat itu terjadi perebutan kekuasaan anata kaum muhajirin, ansar dan
Bani Hasyim. Dari kaum Muhajirin mengajukan Abu Bakar Ash-Siddiq, kaum Anshar
mengajukan Sa’ad bin Ubadah dan dari Bani Hasyim mengajukan Ali bin Abi Thalib.
Saat itu terdengar isu – isu tersebut ketelinga Abu Bakar dan Sa’ad bin Ubadah
dan mereka segera menuju ke Saqifa Bani Sa’idah, pada saat akan terjadi
pembai’atan Sa’ad bin Ubadah dan saat itu Abu Bakar pun langsung berpidato dan
membahas secara terperinci jasa – jasa dari masing – masing karena mereka
saling membanggakan diri mereka dan mencalonkan untuk menjadi peminpin. Dan Abu
Bakar membandingkan jasa-jasa mereka dan kaum Anshar pun menyutujui dan memilih
untuk menjadikan sebagai khalifah setelah mendengarkan pidato. Adapun isi
pidato Abu Bakar setelah dia terpilih menjadi khalifah, “Saudara-saudaraku,
sekarang aku telah kalian pilih sebagai khalifah, padahal aku bukan yang
terbaik diantara kalian. Bantulah aku bila berada dalam jalan yang benar, dan
perbaikilah bila aku berada dijalan yang salah. Patuhlah kepadaku sebagaimana
aku mematuhi Alloh dan Rasul-Nya, jika
aku tidak mematuhinya maka janganlah sekali-kali kalian mengikutiku.” Abu Bakar
menjabat sebagai khalifah selama 2 tahun 3 bulan 11 hari.
b. Proses
pemilihan kepemimpinan Umar bin Khatab (634 - 644 M/13 - 24 H)
Abu
Bakar menyadari bahwa kondisi dirinya semakin memburuk dan ia hawatir akan
kepemimpinan sepeninggalnya kelak. Tapi ia piker tidak ada yang cocok untuk
menggantikan jabatanya kecuali Umar bin Khatab, namun Abu Bakar ingin tahu
pendapat umum. Setelah para sahabat senior bermusyawarah ia langsung berpiato diatas
balkon rumahnya untuk berpidato kepada para masa. Isi pidatonya,
“Saudara-saudaraku, apakah kalian akan terima orang yang saya calonkan sebagai
pengganti diriku? Saya bersumpah bahwa saya melakukan yang terbaik dalam
menentukan hal ini. Dan saya telah memilih Umar bin Khatab sebagai pengganti
saya, dengarkan saya, dengarkanlah saya
dan ikutilah keinginan saya.” Kaum muslimin menjawab : “Kam telah mendengar
khalifah dan kami siap menuruti tuan. Kemudian Abu Bakar menyuruh Usman untuk
membacakan naskah khalifah yang berisi penunjukan Umar sebagai khalifah. Abu
Bakar pun wafat beberapa hari setelah itu pada hai senin tanggal 22 Agustus 634
M pada usia 63 tahun.
c. Proses
pemilihan kepemimpinan Usman bin Affan (644 - 656 M/24 - 36 H)
Umar
bin Khatab menjelang wafatnya ia membentuk anggota dewan yang beranggotakan
sahabat senior yaitu : Usman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin
Awam, Abdurahman bin Auf dan Sa’ad bin Abi Waqash dan dewan ini diketuai oleh
Abdurahman bin Auf. Tatatertib yang harus disepakati oleh semuanya yaitu
musyawarah untuk mufakat dan suara terbanyak berhak menjadi khalifah. Berikut
adalah factor yang membuat alot pemilihan :
ü Mayoritas
rakyat menghendaki Usman sebagai khalifah
ü Terdapat
perpecahan di anggota dewan, yaitu Abdurahman bin Auf menhendaki Usman bi Affan
dan Sa’ad bin Abi Waqash menghendaki Ali bin Abi Thalib
ü Thalhah
bin Ubaidillah tidak diminta pendapatnya karena berada diluar kota
ü Usman
dan Ali masing – masing berkeinginan menjadi khalifah
Bekat
kerja keras dan keuletan Abdurrahman bin Auf atas dasar musyawarah mufakat
akhirnya diputuskan Usman bin Affan menjadi khalifah, saat itu berusia 70 tahun
dan dilantik pada bulan Zulhijjah 23 H.
d. Proses
pemilihan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib (656 - 661 M/36 - 41 H)
Kota
Madinah dilanda huru-hara selama lima hari karena terjadinya pembunuhan
terhadap khalifah Usman bin Affan karena tidak setuju dengan kebijakan yang
diajukanya, saat itu mulailah diajukan Ali sebagai khalifah oleh Guberneur
Mesir yaitu Abdullah bin Saba dan disetujui oleh mayoritas umat islam. Pada
awalnya tidak menginginkan dan tidak mau dan akhirnya Ali pun mau, akan tetapi
Gubernur Syiria yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan, tapi itu dihiraukan.
2. Model
pemilihan kepemimpinan pada masa khulafaurrasyidin
1.
Model demokrasi murni sperti pada
zaman Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
2.
Model demokrasi terpimpin sperti
pada Khalifah Umar bin Khatab
3.
Model demokrasi iberal sperti
pada Khalifah Usman bin Affan
4.
Model aklamasi sperti pada Khalifah
Ali bin Abi Thalib
STRATEGI KEPEMIMPINAN KHULAFAURRASYIDIN
1. Strategi
kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Siddiq
a. Menjungjung tinggi persatuan dan
kesatuan umat Islam
b. Menjaga stabilitas keamanan dalam
negri demi keamanan dan kenyamanan umat Islam dalam beraktifitas
c. Meningkatkan kesejahteraan umat
2. Strategi
kepemimpinan Khalifah Umar bin Khatab
a. Menjungjung tinggi keadilan dan
membasmi kedzaliman
b.
Menanamkan sikap disiplin tinggi
pada semua lapisan masyarakat
c.
Menjaga stabilitas dalam dan luar
negri
3. Strategi
kepemimpinan Khalifah Usman bin Affan
a. Melakukan perubahan dibidang
pemerintahan dan kemiliteran
b. Menyatukan pembacaan huruf –
huruf, ayat – ayat, dan surat – surat Al – Qur’an
c. Membentuk armada angkatan laut
yang bermarkas di syiria
4. Strategi
kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib
a.
Mengganti para gubernur yang
dianggap korup
1.
Mu’awiyah bin Abi Sufyan sebagai
Gubernur Syiria
2.
Ibnu Amir sebagai Gubernur Basrah
3.
Abdulloh sebagai Gubernur Mesir
b.
Menyita aset – aset Negara yang
telah diselewengkan oleh para pejabat yang korup
c.
Menciptakan ilmu tata bahasa Arab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar