Sabtu, 05 Juli 2014

KEPEMIMPINAN UMAT ISLAM PASCA NABI MUHAMMAD WAFAT

PROSES & MODEL PEMILIHAN KEPEMIMPINAN PADA MASA KHULAFAURRASYIDIN
1.       Proses pemilihan kepemimpinan pada masa khulafaurrasyidin

a.       Proses pemilihan kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634 M/11-13 H)
Rasululloh SAW wafat pada hari senin, 12 Rabiul Awal 11 H/8 Juni 632 M. pada saat itu terjadi krisis kepemimpinan setelah ditinggalkan wafat oleh Rasululloh SAW yang mana pada saat itu terjadi perebutan kekuasaan anata kaum muhajirin, ansar dan Bani Hasyim. Dari kaum Muhajirin mengajukan Abu Bakar Ash-Siddiq, kaum Anshar mengajukan Sa’ad bin Ubadah dan dari Bani Hasyim mengajukan Ali bin Abi Thalib. Saat itu terdengar isu – isu tersebut ketelinga Abu Bakar dan Sa’ad bin Ubadah dan mereka segera menuju ke Saqifa Bani Sa’idah, pada saat akan terjadi pembai’atan Sa’ad bin Ubadah dan saat itu Abu Bakar pun langsung berpidato dan membahas secara terperinci jasa – jasa dari masing – masing karena mereka saling membanggakan diri mereka dan mencalonkan untuk menjadi peminpin. Dan Abu Bakar membandingkan jasa-jasa mereka dan kaum Anshar pun menyutujui dan memilih untuk menjadikan sebagai khalifah setelah mendengarkan pidato. Adapun isi pidato Abu Bakar setelah dia terpilih menjadi khalifah, “Saudara-saudaraku, sekarang aku telah kalian pilih sebagai khalifah, padahal aku bukan yang terbaik diantara kalian. Bantulah aku bila berada dalam jalan yang benar, dan perbaikilah bila aku berada dijalan yang salah. Patuhlah kepadaku sebagaimana aku  mematuhi Alloh dan Rasul-Nya, jika aku tidak mematuhinya maka janganlah sekali-kali kalian mengikutiku.” Abu Bakar menjabat sebagai khalifah selama 2 tahun 3 bulan 11 hari.

b.      Proses pemilihan kepemimpinan Umar bin Khatab (634 - 644 M/13 - 24 H)
Abu Bakar menyadari bahwa kondisi dirinya semakin memburuk dan ia hawatir akan kepemimpinan sepeninggalnya kelak. Tapi ia piker tidak ada yang cocok untuk menggantikan jabatanya kecuali Umar bin Khatab, namun Abu Bakar ingin tahu pendapat umum. Setelah para sahabat senior  bermusyawarah ia langsung berpiato diatas balkon rumahnya untuk berpidato kepada para masa. Isi pidatonya, “Saudara-saudaraku, apakah kalian akan terima orang yang saya calonkan sebagai pengganti diriku? Saya bersumpah bahwa saya melakukan yang terbaik dalam menentukan hal ini. Dan saya telah memilih Umar bin Khatab sebagai pengganti saya, dengarkan saya,  dengarkanlah saya dan ikutilah keinginan saya.” Kaum muslimin menjawab : “Kam telah mendengar khalifah dan kami siap menuruti tuan. Kemudian Abu Bakar menyuruh Usman untuk membacakan naskah khalifah yang berisi penunjukan Umar sebagai khalifah. Abu Bakar pun wafat beberapa hari setelah itu pada hai senin tanggal 22 Agustus 634 M pada usia 63 tahun.

c.       Proses pemilihan kepemimpinan Usman bin Affan (644 - 656 M/24 - 36 H)
Umar bin Khatab menjelang wafatnya ia membentuk anggota dewan yang beranggotakan sahabat senior yaitu : Usman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awam, Abdurahman bin Auf dan Sa’ad bin Abi Waqash dan dewan ini diketuai oleh Abdurahman bin Auf. Tatatertib yang harus disepakati oleh semuanya yaitu musyawarah untuk mufakat dan suara terbanyak berhak menjadi khalifah. Berikut adalah factor yang membuat alot pemilihan :
ü  Mayoritas rakyat menghendaki Usman sebagai khalifah
ü  Terdapat perpecahan di anggota dewan, yaitu Abdurahman bin Auf menhendaki Usman bi Affan dan Sa’ad bin Abi Waqash menghendaki Ali bin Abi Thalib
ü  Thalhah bin Ubaidillah tidak diminta pendapatnya karena berada diluar kota
ü  Usman dan Ali masing – masing berkeinginan menjadi khalifah
Bekat kerja keras dan keuletan Abdurrahman bin Auf atas dasar musyawarah mufakat akhirnya diputuskan Usman bin Affan menjadi khalifah, saat itu berusia 70 tahun dan dilantik pada bulan Zulhijjah 23 H.

d.      Proses pemilihan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib (656 - 661 M/36 - 41 H)
Kota Madinah dilanda huru-hara selama lima hari karena terjadinya pembunuhan terhadap khalifah Usman bin Affan karena tidak setuju dengan kebijakan yang diajukanya, saat itu mulailah diajukan Ali sebagai khalifah oleh Guberneur Mesir yaitu Abdullah bin Saba dan disetujui oleh mayoritas umat islam. Pada awalnya tidak menginginkan dan tidak mau dan akhirnya Ali pun mau, akan tetapi Gubernur Syiria yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan, tapi itu dihiraukan.

2.       Model pemilihan kepemimpinan pada masa khulafaurrasyidin
1.      Model demokrasi murni sperti pada zaman Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
2.      Model demokrasi terpimpin sperti pada Khalifah Umar bin Khatab
3.      Model demokrasi iberal sperti pada Khalifah Usman bin Affan
4.      Model aklamasi sperti pada Khalifah Ali bin Abi Thalib

STRATEGI KEPEMIMPINAN KHULAFAURRASYIDIN

1.       Strategi kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Siddiq
a.    Menjungjung tinggi persatuan dan kesatuan umat Islam
b.   Menjaga stabilitas keamanan dalam negri demi keamanan dan kenyamanan umat Islam dalam beraktifitas
c.    Meningkatkan kesejahteraan umat

2.       Strategi kepemimpinan Khalifah Umar bin Khatab
a.      Menjungjung tinggi keadilan dan membasmi kedzaliman
b.      Menanamkan sikap disiplin tinggi pada semua lapisan masyarakat
c.       Menjaga stabilitas dalam dan luar negri

3.       Strategi kepemimpinan Khalifah Usman bin Affan
a.      Melakukan perubahan dibidang pemerintahan dan kemiliteran
b.     Menyatukan pembacaan huruf – huruf, ayat – ayat, dan surat – surat Al – Qur’an
c.      Membentuk armada angkatan laut yang bermarkas di syiria

4.       Strategi kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib
a.       Mengganti para gubernur yang dianggap korup
1.      Mu’awiyah bin Abi Sufyan sebagai Gubernur Syiria
2.      Ibnu Amir sebagai Gubernur Basrah
3.      Abdulloh sebagai Gubernur Mesir
b.      Menyita aset – aset Negara yang telah diselewengkan oleh para pejabat yang korup
c.       Menciptakan ilmu tata bahasa Arab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar