Yadi Supriatna
Rabu, 29 Juni 2016
Kamis, 02 Juli 2015
Sabtu, 05 Juli 2014
KEPEMIMPINAN UMAT ISLAM PASCA NABI MUHAMMAD WAFAT
PROSES & MODEL PEMILIHAN KEPEMIMPINAN PADA MASA
KHULAFAURRASYIDIN
1. Proses
pemilihan kepemimpinan pada masa khulafaurrasyidin
a. Proses
pemilihan kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634 M/11-13 H)
Rasululloh
SAW wafat pada hari senin, 12 Rabiul Awal 11 H/8 Juni 632 M. pada saat itu
terjadi krisis kepemimpinan setelah ditinggalkan wafat oleh Rasululloh SAW yang
mana pada saat itu terjadi perebutan kekuasaan anata kaum muhajirin, ansar dan
Bani Hasyim. Dari kaum Muhajirin mengajukan Abu Bakar Ash-Siddiq, kaum Anshar
mengajukan Sa’ad bin Ubadah dan dari Bani Hasyim mengajukan Ali bin Abi Thalib.
Saat itu terdengar isu – isu tersebut ketelinga Abu Bakar dan Sa’ad bin Ubadah
dan mereka segera menuju ke Saqifa Bani Sa’idah, pada saat akan terjadi
pembai’atan Sa’ad bin Ubadah dan saat itu Abu Bakar pun langsung berpidato dan
membahas secara terperinci jasa – jasa dari masing – masing karena mereka
saling membanggakan diri mereka dan mencalonkan untuk menjadi peminpin. Dan Abu
Bakar membandingkan jasa-jasa mereka dan kaum Anshar pun menyutujui dan memilih
untuk menjadikan sebagai khalifah setelah mendengarkan pidato. Adapun isi
pidato Abu Bakar setelah dia terpilih menjadi khalifah, “Saudara-saudaraku,
sekarang aku telah kalian pilih sebagai khalifah, padahal aku bukan yang
terbaik diantara kalian. Bantulah aku bila berada dalam jalan yang benar, dan
perbaikilah bila aku berada dijalan yang salah. Patuhlah kepadaku sebagaimana
aku mematuhi Alloh dan Rasul-Nya, jika
aku tidak mematuhinya maka janganlah sekali-kali kalian mengikutiku.” Abu Bakar
menjabat sebagai khalifah selama 2 tahun 3 bulan 11 hari.
b. Proses
pemilihan kepemimpinan Umar bin Khatab (634 - 644 M/13 - 24 H)
Abu
Bakar menyadari bahwa kondisi dirinya semakin memburuk dan ia hawatir akan
kepemimpinan sepeninggalnya kelak. Tapi ia piker tidak ada yang cocok untuk
menggantikan jabatanya kecuali Umar bin Khatab, namun Abu Bakar ingin tahu
pendapat umum. Setelah para sahabat senior bermusyawarah ia langsung berpiato diatas
balkon rumahnya untuk berpidato kepada para masa. Isi pidatonya,
“Saudara-saudaraku, apakah kalian akan terima orang yang saya calonkan sebagai
pengganti diriku? Saya bersumpah bahwa saya melakukan yang terbaik dalam
menentukan hal ini. Dan saya telah memilih Umar bin Khatab sebagai pengganti
saya, dengarkan saya, dengarkanlah saya
dan ikutilah keinginan saya.” Kaum muslimin menjawab : “Kam telah mendengar
khalifah dan kami siap menuruti tuan. Kemudian Abu Bakar menyuruh Usman untuk
membacakan naskah khalifah yang berisi penunjukan Umar sebagai khalifah. Abu
Bakar pun wafat beberapa hari setelah itu pada hai senin tanggal 22 Agustus 634
M pada usia 63 tahun.
c. Proses
pemilihan kepemimpinan Usman bin Affan (644 - 656 M/24 - 36 H)
Umar
bin Khatab menjelang wafatnya ia membentuk anggota dewan yang beranggotakan
sahabat senior yaitu : Usman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin
Awam, Abdurahman bin Auf dan Sa’ad bin Abi Waqash dan dewan ini diketuai oleh
Abdurahman bin Auf. Tatatertib yang harus disepakati oleh semuanya yaitu
musyawarah untuk mufakat dan suara terbanyak berhak menjadi khalifah. Berikut
adalah factor yang membuat alot pemilihan :
ü Mayoritas
rakyat menghendaki Usman sebagai khalifah
ü Terdapat
perpecahan di anggota dewan, yaitu Abdurahman bin Auf menhendaki Usman bi Affan
dan Sa’ad bin Abi Waqash menghendaki Ali bin Abi Thalib
ü Thalhah
bin Ubaidillah tidak diminta pendapatnya karena berada diluar kota
ü Usman
dan Ali masing – masing berkeinginan menjadi khalifah
Bekat
kerja keras dan keuletan Abdurrahman bin Auf atas dasar musyawarah mufakat
akhirnya diputuskan Usman bin Affan menjadi khalifah, saat itu berusia 70 tahun
dan dilantik pada bulan Zulhijjah 23 H.
d. Proses
pemilihan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib (656 - 661 M/36 - 41 H)
Kota
Madinah dilanda huru-hara selama lima hari karena terjadinya pembunuhan
terhadap khalifah Usman bin Affan karena tidak setuju dengan kebijakan yang
diajukanya, saat itu mulailah diajukan Ali sebagai khalifah oleh Guberneur
Mesir yaitu Abdullah bin Saba dan disetujui oleh mayoritas umat islam. Pada
awalnya tidak menginginkan dan tidak mau dan akhirnya Ali pun mau, akan tetapi
Gubernur Syiria yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan, tapi itu dihiraukan.
2. Model
pemilihan kepemimpinan pada masa khulafaurrasyidin
1.
Model demokrasi murni sperti pada
zaman Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
2.
Model demokrasi terpimpin sperti
pada Khalifah Umar bin Khatab
3.
Model demokrasi iberal sperti
pada Khalifah Usman bin Affan
4.
Model aklamasi sperti pada Khalifah
Ali bin Abi Thalib
STRATEGI KEPEMIMPINAN KHULAFAURRASYIDIN
1. Strategi
kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Siddiq
a. Menjungjung tinggi persatuan dan
kesatuan umat Islam
b. Menjaga stabilitas keamanan dalam
negri demi keamanan dan kenyamanan umat Islam dalam beraktifitas
c. Meningkatkan kesejahteraan umat
2. Strategi
kepemimpinan Khalifah Umar bin Khatab
a. Menjungjung tinggi keadilan dan
membasmi kedzaliman
b.
Menanamkan sikap disiplin tinggi
pada semua lapisan masyarakat
c.
Menjaga stabilitas dalam dan luar
negri
3. Strategi
kepemimpinan Khalifah Usman bin Affan
a. Melakukan perubahan dibidang
pemerintahan dan kemiliteran
b. Menyatukan pembacaan huruf –
huruf, ayat – ayat, dan surat – surat Al – Qur’an
c. Membentuk armada angkatan laut
yang bermarkas di syiria
4. Strategi
kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib
a.
Mengganti para gubernur yang
dianggap korup
1.
Mu’awiyah bin Abi Sufyan sebagai
Gubernur Syiria
2.
Ibnu Amir sebagai Gubernur Basrah
3.
Abdulloh sebagai Gubernur Mesir
b.
Menyita aset – aset Negara yang
telah diselewengkan oleh para pejabat yang korup
c.
Menciptakan ilmu tata bahasa Arab
Sekilas Ayam Kampus
menurut samuel huntington memberikan pengertian peradaban
sebagai nilai-nilai, institusi-institusi, dan pola pikir yang menjadi bagian
terpenting dari suatu masyarakat dan terwariskan dari satu generasi ke generasi
lain. Menggaris bawahi dari pengertian tersebut “terwariskan dari satu generasi
ke generasi lain”. Melihat situasi zaman sekarang ini, kita telah diwarisi
suatu peradaban yang sangat maju. Dari kemajuan tersebut sehingga menciptakan
persaingan hidup yang sangat kuat. Setiap individu dituntut harus bisa bersaing
mengikuti itu semua. Maka individu tersebut harus memiliki personal skils yang
dapat dijadikan modal awal mengikuti kemajuan zaman ini.
Memperhatikan di negara ini seseorang yang mempunyai skill yang tinggi masih
dinilai dari tingkat tingginya pendidikan terakhir yang diperoleh. Tanpa
melihat kemampuan lain yang dimiliki dari masing-masing individu tersebut.
Sehingga banyak orang menganggap pendidikan formal itu segalanya. Dan mereka
berjuang untuk mendapatkan pengakuan tersebut dengan meraih gelar sarjana.
Karena menganggap dengan memperoleh gelar sarjana dapat menambah cerah masa
depan. Menyadari hal tersebut pemerintah masih lupa untuk menyediakan pelayanan
pendidikan yang murah terjangkau semua kalangan dengan sarana dan prasarana
yang layak. Perguruan tinggi negeri yang diharapkan mampu menjawab masalah itu
semua, ternyata juga sama. Biaya masih mahal dan membuat orang tua yang
mempunyai ekonomi pas-pasan takut mengkuliahkan anaknya disana. Dan memilih
memasukkan anaknya di kampus kecil di daerah yang sarana pendukungnya masih
kurang. Tetapi banyak anak yang tetap memaksakan diri untuk nekad kuliah di
luar kota tanpa melihat kondisi ekonomi keluarga. Ditambah jika mereka kuliah
di kota besar biasanya biaya hidup mahal, pergaulan sangat komplek. Sehingga
mereka harus dituntut dapat menutupi kekurangan biaya selama kuliah. Sehingga
mereka terpaksa harus bekerja untuk menambah uang saku. Tetapi semua itu tidak
diikuti jumlah pekerjaan yang tersedia dan meskipun ada tetapi tidak sesuai
dengan keinginan para mahasiswa. Terutama mahasiswi mereka kadang tidak mau
repot dan menginginkan yang serba instan. Sehingga mereka sering menhalalkan
segala cara untuk mendapatkan uang. Banyak diantara mereka yang bekerja sebagai
ayam kampus. Mereka berpikir dengan cara inilah akan mendapatkan uang dengan
mudah dan tidak memerlukan modal yang besar. Cukup dengan memanfaatkan
keindahan dari tubuhnya.
Sesuai masalah yang terurai di atas penulis merasa perlu untuk membuat makalah
ini. Untuk itu penulis memberi makalah ini dengan judul “Kecenderungan
mahasiswa memilih kerja sampingan sebagai ayam kampus”.
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah
- Apakah pengertian dari mahasiswa?
- Apakah pengertian dari ayam kampus?
- Apakah alasan mahasiswa memilih kerja sampingan sebagai ayam kampus?
- Bagaimanakah manajemen kerja dari para ayam kampus?
- Apakah dampak yang ditimbulkan dari mahasiswa yang kerja sampingan sebagai ayam kampus?
- Apakah solusi untuk mengurangi mahasiswa yang memlih kerja sampingan sebagai ayam kampus
1. Pengertian Mahasiswa
Di
Indonesia banyak sekali perguruan tinggi, sehingga banyak sekali mahasiswa yang
nota bene adalah agent of change. Banyak juga yang bilang
kalau mahasiswa adalah penerus bangsa, dan cerminan
bangsa dimasa depan. Bicara
mengenai mahasiswa sebenarnya apa pengertian mahasiswa itu?
Untuk menjawabnya banyak referensi tentang arti dari istilah mahasiswa itu
sendiri, baik dari segi hukum, para doktor, dan pandangan masyarakat umum
mereka punya arti yang tersendiri jika berbicara mengenai mahasiswa. Berikut penulis mencoba mencari tentang
pengertian mahasiswa menururt berbagai kalangan.
Banyak sekali orang berbicara mengenai pengetian dari
mahasiswa. Tidak ada yang menyatakan salah atau benar dari pendapat mereka yang
menguraikan pengertian dari MAHASISWA. Dalam peraturan
pemerintah RI No. 30 tahun 1990 menyatakan bahwa mahasiswa adalah peserta
didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu.
Adapun orang mengatakan mahasiswa merupakan
suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan
perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan
muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai
predikat.
Dalam pengertian lain, MAHASISWA
( Manusia, akal, amanah, semangat, iman, senang, wajib, amal) yaitu seorang
yang berkaitan dengan perguruan tinggi yang mempunyai harapan menjadi
calon-calon cendekiawan dan mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi.
Aktivis PMII mengatakan pengertian
“Mahasiswa” sebagai golongan
generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas
diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan
religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa
tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial
kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun
sebagai warga bangsa dan negara.
Para ahli juga
berpendapat mengenai pengertian mahasiswa diantaranya sarwono(1978) beliau
mengatakan mahasiswa adalah setiap
orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi
dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Tetapi penulis merasa kurang sependapat dengan
beliau karena dia menyebutkan tentang batas usia mahasiswa yaitu 18-30 tahun.
Karena berdasarkan kenyataannya banyak orang berusia diatas tersebut masih
menjadi mahasiswa, baik itu S1, S2, maupun S3. Mahasiswa
menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insan-insan calon sarjana
yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi ( yang makin menyatu
dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-clon intelektual.
Susantoro (2003) mengatakan bahwa mahasiswa adalah
kalangan pemuda yang berumur antara 19-28 yang memang dalam usia tersebut
mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ketahap dewasa. Suantoro menyatakan
bahwa sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinasan dan sikap keilmuannya
dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan obyektif, sistematis, dan rasional.
Kenniston (dalam morgan dkk, 1986) mengatakan bahwa mahasiswa (youth) adalah
suatu yang disebutya dengan “studenhood” (masa belajar)yang terjadi hanya pada
individu yang memasuki post secondary dan sebelum masuk kedalam
dunia kerja yang menetap. Kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan mahasiswa
sebagai orang yang belajar diperguruan tinggi.
Dari
pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang
disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang
diharapkan menjadi calon-calon intelektual.
Lika-liku dunia perkuliahan sangat beragam.pergaulan yang semakin keras,
terlebih di kota-kota besar seakan menjadi sebuah perkumpulan baru buat mereka.
Banyak sekali identitas-identitas baru yang terbentuk sesuai dengan aktifitas
mereka dikampus, baik itu positif maupun negatif. Salah satu adalah munculnya
istilah dalam kampus yaitu AYAM KAMPUS. Mungkin diantara kita sering
mendengar istilah ini. Tetapi kurang mengerti definisi dari ayam kampus.
Berikut penulis akan menuliskan beberapa pengertiian ayam kampus dari berbagai
pihak,
Ayam
kampus terdiri dari dua kata, yaitu: Ayam dan kampus Istilah
ini lebih ditekankan kepada sifat ayam itu sendiri, khususnya dalam hal seks.
Kalau ayam sudah mau ”kawin” (baca: berhubungan seks), dia tidak peduli dengan
media, waktu, dan dengan siap dia berhubungan. Yang penting puas, hasrat
tersalurkan, maka masalah selesai. Tidak ada resiko, dampak, apalagi
pertanggung jawaban.
Semuanya murni just for having fun. Kampus, Kampus
adalah tempat kegiatan perkuliahan diselenggarakan. Ada dua pendekatan: kampus
sebagai asal para pelaku seks, atau kampus sebagai tempat mereka melakukan
kegiatan seks. Penulis lebih
sepakat dengan pendekatan yang pertama. pelaku seks tersebut adalah bagian
integral dari sivitas akademika sebuah kampus, disempitkan lagi peserta didik
(mahasiswa).
Jadi ayam
kampus adalah pelaku free sex baik antara laki-laki dengan perempuan, laki-laki
dengan laki-laki (homoseks), laki-laki dengan laki-laki maupun perempuan
(biseksual), perempuan dengan perempuan (lesbian) yang memiliki ikatan akademis
di sebuah lembaga pendidikan tertentu (diploma dan sarjana). Jenis kelamin bisa
laki-laki ataupun perempuan. Motifnya tidak harus didorong oleh masalah
ekonomi. Rata-rata pelaku free sex, sudah mengenal seks sejak usia sangat dini,
usia SMA, bahkan bisa jadi lebih awal lagi. Mereka sudah pernah mendapatkan
pengalaman seks dengan teman. Tetapi lebih banyak dengan pacar. Bisa
dikatakan jarang ditemukan seorang pelajar laki-laki, memulai seks coba-cobanya
dengan pelacur di sebuah lokasi prostitusi. Rata-rata setelah pacaran,
melakukan hubungan seksual.
Dalam
sebuah pertanyaan yang diunggah dalam situs id yahoo answer banyak sekali
mendefinisikan arti dari ayam kampus diantaranya mengartikan ayam kampus sama
dengan perek/jablay/bisyar (bisa dibayar) kampus. Tidak hanya itu ada juga yang
mengatakan bahwa ayam kampus itu adalah mahasiswa yang kurang dapat berpikir
jernih dan panjang, yang menjual diri seperti PSK. Dalam perspekti lain
mengatakan ayam kampus itu PSK mahasiswi.
Dalam
kamus besar bahasa Indonesia ayam kampus diartikan sebagai mahasiswi yang
merangkap sebagai pelacur. Penulis sendiri menyimpulkan dari beberapa pengertian
diatas mengenai ayam kampus yaitu mahasiswa/mahasiswi yang bekerja dibidang
prostitusi.
3. Alasan
memilih sebagai Ayam Kampus
Mahasiswa yang tengah mengenyam pendidikan tinggi selayaknya tidak
sekedar masuk kuliah atau mengikuti ujian sebagai syarat kelulusan. Mereka,
yang akan segera terjun ke masyarakat untuk menerapkan ilmu yang dimiliki,
tentu diharapkan juga bisa mengembangkan diri agar bisa menjadi sarjana yang
berkualitas, kreatif, kritis dan bertanggung jawab.
Sungguh
sayang. Pada kenyataannya, tidak semua kalangan terpelajar itu bisa mengikuti
transformasi ilmu yang ditanamkan secara positif. Banyak di antara mereka yang
justru terjebak pada perilaku tak bertanggung jawab, hal itu tercermin dari
banyaknya kalangan mahasiswa yang terjebak pada obat-obatan terlarang atau
narkoba hingga perilaku seks bebas. Selain itu, ada juga mahasiswi yang
menyambil sebagai
wanita penghibur atau dikenal dengan sebutan ayam kampus.
Apakah ada yang salah dengan sistim pendidikan dinegara ini. Padahal
apabila dilihat dalam UUD ’45 pasal 31 ayat 3 yang berbunyi “pemerintah
mengusahakan dan meyelenggarakan satu sistim pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan UU”. Jika
membaca dari UUD diatas terlihat bahwa sudah jelas sistim dari pendidikan kita.
Tetapi penulis merasa dalam pelaksanaanya dirasa masih kurang masih memenuhi
banyak sekali kekurangan. Itulah sebabnya banyak kalangan terpelajar yang
terjebak dalam perilaku negatif. Salah satunya berprofesi sebagai ayam kampus.
Keterlibatan mahasiswi–mahasiswi dalam bisnis seks itu tidak terlepas dari
susunan kejiwaan dan lingkungan yang mempengaruhinya. Permasalahan ini dapat
dilihat dari 2 faktor, yaitu :
1. Faktor dari dalam diri
mahasiswi (internal)
Faktor dari dalam diri mahasiswi ini berkaitan erat
dengan keberadaan dirinya, yaitu keadaan badan dalam perkembangan dan keadaan
kejiwaannya. Dari keadaan badan maupun jiwa yang tidak sehat dapat membawa
mahasiswi ke arah perbuatan yang tidak baik dan jiwa yang tidak sehat akan
tercermin dari tingkah laku atau perbuatan yang tidak baik pula.
2. Faktor dari luar diri
mahasiswi (eksternal )
Faktor ini erat hubungannya dengan perkembangannya.
Sehingga apabila faktor ini kurang baik, kemungkinan besar para mahasiswi akan
berkarakter dan bermental kurang baik pula. Seperti kita ketahui di dalam
kehidupan mahasiswi terdapat wadah–wadah yang dapat dipakainya untuk
mengembangkan kepribadiannya. Wadah–wadah tersebut antara lain adalah
lingkungan keluarga, lingkungan kampus dan lingkungan masyarakat. Banyak sekali
yang melatarbelakangi mereka memilih pekerjaan seperti ini. Berikut beberapa
alasan yang mendorong mereka terjun dalam dunia ini.
- Ada yang menyebut mereka karena salah pergaulan. Ini sangat mungkin terjadi. Terlebih dikota besar, banyak orang dengan berbagai karakter yang berbeda-beda berada disana. Sehingga orang mahasiswa yang tidak siap menghadapi ini semua dan salah dalam memilih teman sangat rentan terpengaruhnya. Terutama orang yang berasal bukan dari kota, mereka seakan menemukan dunia yang baru baginya. Sehingga kerap kali mudah dimasuki berbagai pengaruh.
- Namun tidak sedikit mereka yang mengatakan karena terdesak kebutuhan hidup. ini biasa terjadi di kota-kota besar. Karena dengan biaya yang minim mereka harus membaginya untuk berbagai hal seperti tugas dan biaya hidup. karena hidup dikota berbeda dengan hidup di desa. Di kota semua harus menggunakan uang. Dan ditambah dengan barang-barang yang mahal.
- Biaya kuliah yang semakin hari semakin mahal. Selain terbebani dengan biaya hidup yang tinggi, mereka harus mencari uang tambahan untuk biaya kuliah. Selain biaya pokok kuliah seperti spp, uang bangunan, biaya praktik dll, mereka harus menyediakan anggaran untuk biaya-biaya tugas yang jumlahnya tidak sedikit.
- Masalah ekonomi, berbicara masalah ekonomi mungkin yang terlintas dipikiran kita selalu dalam hal kemiskinan. Tapi faktor ekonomi ini tidak mutlak kemiskinan atau kesulitan-kesulitan ekonomi yang biasa kita kenal, tetap sebagian banyak bahwa faktor ekonominya adalah bahwa keinginan seseorang untuk menunjukkan sebuah prestise kekayaan agar merasa ingin dihormati dan dipandang oleh masyarakat sekitarnya.
- Pengaruh teman dekat. Teman dekat sangat besar pengaruhnya bagi setiap orang Dalam hal apapun di dalam hidup ini sering kali terjadi dalam setiap tindakan hidup seseorang kerena pengaruh teman dan seoranag teman yang lebih dekat dari pihak lain. Peran teman begitu dominan sebagai tempat untuk mengadu apabila seseorang mengalami kesedihan dan kejenuhan, dan sering kali teman sangat menentukan jalan hidup seseorang, dari situlah akhirnya seseorang yang sekarang terjerumus dalam perbuatan seperti itu yang lebih dikenal sebagai “Ayam Kampus”.
- Tuntunan biologis, Ketika usia seseorang menginjak belasan tahun atau remaja, organ-organ reproduksi seseorang telah berkembang dan mulai bekerja ibarat listrik. Limbido sex mereka sudah mulai koneks, para remaja sudah mulai “bergetar” apabila berdekatan dengan lawan jenisnya dan inilah yang disebut pubertas. Pada masa ini para remaja akan mengalami sensasi sexual akibat perubahan mereka. Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan menjelaskan pubertas adalah periode perkembangan ketika anak-anak dari masa asekual menjadi seksual, dari penyebab itulah yang menyebabkan mereka terjerumus hingga sekarang ke dalam perbuatan haram tersebut. Seperti yang terjadi pada seorang cewek yang berusia 22 tahun dia mengungkapkan bahwa “yang terbesit dalam pikiran saya saat itu hanya rasa penasaran ingin mencoba melakukan ML (making love) bukan untuk menekuni profesi ini, tetapi pada akhirnya saya terjerumus hingga sekarang ke dalam dunia ini karena saya merasakan kenikmatan” ungkapnya.
- Tidak bisa menerima keadaan dirinya. Kasus yang sering terjadi adalah tuntutan itu dipicu oleh tuntutan mode, atau keinginan untuk menyamakan akselerasi kompetisi budaya transisi. Mengapa demikian? Bisa jadi tuntutan mode tersebut lepas dari kalkulasi ekonomis orangtua sebagai donatur tunggal dalam proses akademik yang dijalani si anak. Misal, budget dana yang disediakan oleh orang tua hanya untuk kuliah saja. Sementara untuk keperluan lain mereka merasa masih kurang atau tidak cukup. Itulah salah satu alasan mereka melacurkan diri.
- Padahal mahasiswa tersebut sebagai manusia adalah makhluk multi dimensional dan sedang berkembang menuju ke arah kedewasaan, sub-specie adolescenciae. Sebagai anak manusia yang mau menjadi manusia utuh maka tugasnya adalah melakukan transformasi diri sendiri melakukan identifikasi diri dan mengerti diri sendiri serta menerima diri.
- Alkohol, Drugs dan Narkoba. Penggunaan narkoba biasanya linear dengan konsumsi alkohol. Seorang pecandu narkoba biasanya adalah seorang alkoholik. Aktivitas ini jelas mahal, baik dalam penyediaan alat-alatnya ataupun dalam proses rehabilitasinya. Kesimpulan untuk alasan ini, kemungkinan seseorang untuk melacurkan diri sangatlah besar. Bahkan tidak sedikit yang tidak peduli dengan tarif pelayanan yang dia berikan, cukup dibayar dengan beberapa biji pil saja.
- Sex Untuk Pelarian. Untuk kalangan ini, pengikutnya mungkin ada walaupun tidak besar. Pola seks bebas ini biasanya hanya terbatas pada satu kelompok tertentu, dan berputar-putar diantara kelompok-kelompok itu saja. Biasanya seks untuk pelarian ini dilakukan dengan pacar, teman dekat, ataupun orang yang sudah dikenalnya dengan sangat baik.
Menurut salah satu penndapat yang penulis kutip dari
forum diskusi di facebook, ada faktor lain yang lebih bahaya, yaitu dari faktor
idealisme. Seperti halnya yaitu:
- Semakin gencarnya perkembangan globalisasi
- Tayangan-tayangan yang semakin “berani” dan memberi “teladan” ke arah itu
- Adanya indikasi ingin merusak moral seluruh generasi penerus agar tercipta dunia liberalis, apatis, kapitalis dan sebagainya.
Eksistensi dari ayam kampus untuk saat ini memang sulit sekali untuk
dihentikan. Berbagai faktor sangat mempengaruhi, semisal kurangnya pengwasan
dari orang tua dan manajemen kerja mereka yang sangat rapi dan terorganisir
secara professional. Intelektual muda penjaja cinta yang
biasa orang bilang adalah “ayam kampus” prakteknya sembunyi-sembunyi bahkan
dikalangan mahasiswi pun berlangsung dengan rapi. Di kampus, mereka menjalankan
aktivitas kuliahnya seperti biasa “bahkan pakaiannya terkesan alim, tetapi ada
juga yang tidak sungkan menunjukkan jati diri. Banyak cara yang dilakukan oleh
para ayam kampus untuk menjaring para lelaki hidung belang dan cara yang
dilakukan itu mengutamakan keamanan dan kerahasiaan, semua itu dilkukan agar
kedok mereka tetap terjaga, dan mereka tidak melakukan aksi dan transaksinya di
kampus demi menjaga dedok mereka melainkan ada tempat-tempat lain sebagai
tempat mereka bertransaksi dan melakukan praktek dengan konsumen
seperti halnya tempat mereka nongkrong.
Berita
tersebut juga dibenarkan oleh sejumlah mahasiswa perguruan tinggi swasta yang
juga kerap nongkrong di lokasi dimana para “Ayam Kampus” sering nongkrong dan
berinteraksi. Tetapi selain bertransaksi di pusat-pusat perbelanjaan dan di
cafe-cafe mereka juga bertransaksi lewat SMS atau pun telpon. Selain lewat SMS
dan telpon mereka juga memiliki teman di salah satu diskotik dan karaoke untuk
meminta pelanggan atau pun konsumen. Dari kalangan apa saja konsumen yang
menggunakan jasanya.Kalau ditanya dari kalangan apa saja konsumennya, konsumennya
dari berbagai kalangan mulai dari anak SMU, mahasiswa sampai pada orang dewasa
atau yang biasa mereka sebut “om-om”. Karena yang mereka cari tidak hanya
kenikmatannya saja tetapi juga uang. Mareka juga memilih-milih konsumen. Salah
satu penjaja mengungkapkan bahwa dia tidak suka bila konsumennya
dari mahasiswa karena anak kuliahan banyak maunya dengan biaya yang sedikit dan
mainnya di kosan. Dia lebih suka dan tertarik dengan
pria yang sudah dewasa atau yang sering mereka sebut “om-om” alasannya, uangnya
banayak dan labih loyal sedangkan dengan mahasiswa dia tidak mau.
Tarif
yang biasa mereka pasang, Tarif yang mereka pasang sangat berfariasai
mulai dari Rp. 300 ribu hingga Rp. 700 ribu tergantung kondisi dan lamanya
waktu booking tapi mungkin kalau si ceweknya kepepet bisa di nego sampai Rp.
200 ribu. Seperti pernyataan dari salah satu cewek yang berprofesi sebagai
“Ayam Kampus”.
Tempat
mereka biasa melakukan prakteknya. Banyak
dan beragam tempat yang digunakan untuk praktek tersebut. Mulai dari kamar hotel
hingga ke lokasi kos-kosan, tergantung dari kesepakatan antara konsumen dengan
para ayam kampus tersebut.
Ada ayam
kampus, ada pula brokernya. Melalui perantara ini lah si lelaki hidung belang
mendapatkan koneksi untuk berkenalan dengan si mahasiswi. Bertindak sebagai
perantara, biasanya selain teman dekat sesama mahasiswi, ada juga perempuan
diluar kampus yang sengaja mencari fee dari bisnis lendir ini. Aksi kedua
jaringan dalam mencari mangsa sama gesitnya. Para ayam kampus biasanya memasang
tarif berbeda mulai Rp 200 ribu hingga Rp500 ribu, tergantung sikon dan lamanya
waktu booking. Kalau si om terlihat berkantong tebal plus royal, bisa saja si
cewek meminta bayar lebih. Mereka ini biasanya ngincar om-om beduit. Kalau si
ceweknya kepepet bisalah kali ya nego Rp 200 ribu hingga Rp 250.000 untuk
sekali short time. Itu belum termasuk biaya sewa kamar hotel.
Banyak
orang berkata bahwa ayam ini memang dasyat,selain harganya yang tinggi,rasa
nikmat nya pun tiada tara,maka wajar kalau segalanya menjadi acungan jempol
apalagi untuk para pejantan,gak peduli muda atau jompo. Menikmati ayam
kampus,di buat sate atau opor,apalagi di beri bumbu malam dan gerimis, kemudian
menyantapnya di pinggiran pantai atau hawa pengunungan bikin semakin terasa
kepalang. Sayangnya
untuk bisa membeli ayam kampus,tidak ada di pasar pedaging atau
supermarket,bahkan di kampus kandangnya ayampun agak sulit. Seperti barang
langka,dan hanya para kolektor saja yang setia menaruh alamat tempat membelinya
di kolong ranjang tidur.
Selain dengan cara-cara diatas ada juga yang
memanfaatkan kecanggihan teknologi. Pasar
merekapun lebih modern dengan memanfaatkan dunia online dalam menjajakan
kenikmatan seks mereka. Prostitusi dunia Online yang sangat terbuka menjadi
ladang bagi ayam-ayam kampus menjajakan diri. Ada yang lewat Chat ataupun
membuat Profil di Friendster agar si calon pemakai jasa persetubuhan mereka
dapat langsung melihat foto maupun jati diri si ayam kampus. Harga yang dipatok
pun pasti lebih mahal dibanding dengan kupu-kupu malam didaerah pelacuran.
Demikianlah berbagai cara yang mereka lakukan. Mungkin
masih banyak cara-cara lain yang mereka gunakan.
Tidak ada satu agama pun yang mengizinkan perbuatan
para ayam kampus tersebut. Perbuatan mereka sudah melanggar norma-norma dan
susila agama. Pekerjaan seks seperti mereka, apapun alasanya. Tidak dibenarkan
oleh agama ddan merupakan zina besar dan bisa menghilangkan nasab seorang anak.
Belum lagi dampak yang ditimbulkan akibat pergaulan
bebas dan liar seperti itu. Hamil diluar nikah, penyakit kelamin dan kulit,
yang bisa menularkan virus HIV dan penyakit AIDS. Berapa banyak janin yang
digugurkan, berapa banyak bayi yang dibuang dan lahir tanpa diharapkan?
Dampak
lain yang ditimbulkan dari perkerjaan yang mereka lakukan adalah hilangnya
mahkota hidup yang sebenarnya tidak ternilai harganya karena mereka hanya
mempunyyai satu kali kesempatan untuk memilikinya. Yaitu adalah keperawannanya. Sekali
lagi, keperawanan bisa terjadi satu kali sebelum seseorang melakukan hubungan
seksual dan dengan sendirinya jika sudah pernah melakukan hubungan seksual,
tentunya tidak bisa kembali perawan seperti dahulu lagi, kecuali dengan operasi
selaput dara.
Tubuh yang tidak lagi seksi, memiliki tubuh yang seksi
merupakan dambaan setiap wanita. Hal ini
bisa terjadi karena aktifitas seksual yang dilakukan secara berlebihan,
penggunaan alat kontrasepsi serta dampak psikologis dimana ketika seseorang
telah mendapatkan kebutuhan yang dia inginkan dan memenuhi apa yang ingin dia
dapat, tentunya seseorang menjadi lebih nyaman sehingga ini bisa membut bentuk/postur
tubuh menjadi lebih berkembang.
Perlu
saya tekankan disini adalah perilaku-perilaku yang dilakukan selama
melakukan aktifitas seksual seperti yang dilakukan oleh pekerja seks mempunyai
resiko yang tinggi, misal : kehamilan yang tidak diinginkan atau bisa terkena
penyakit / infeksi menular seksual jika tidak diketahui pasangannya tersebut
sehat atau tidak. Aktifitas seks yang dilakuakan dengan berganti2 pasangan
dan dengan frekuensi yang berlebihan juga dapat berisiko menimbulkan kanker
mulut rahim.
Resiko
yang lain adalah dampak psikologis, hal itu dikarenakan aktifitas ayam kampus
ini dilakukan secara sembunyi2 dan jika nantinya diketahui oleh orang lain
tentunya akan mendapatkan sanksi sosial dimana sesorang secara psikologis
menjadi merasa dikucilkan oleh masyarakat.
Itulah beberapa dampak dari memilih kerja sampingan
sebagai ayam kampus. Kita sebagai kaum intelek seharusnya lebih mengerti dan
bijak dalam setiap kali bertindak. Sehingga dapat memberikan kemaslahatan bagi
kita, bukan kemudharatan yang justru merugikan kita.
Ada
banyak hal yang harus kita lakukan sebagai beban moral untuk
mahasiswi-mahasiswi yang masuk kejurang pelacuran ini. Jangan pandang mereka
sebagai seorang pesakitan, namun ke arifan kita untuk memberikan sebuah solusi
terbaik bagi merekalah yang diperlukan. Kiranya gambaran ini semua dapat
membuka cakrawala berfikir kita mengenai fenomena ayam kampus di dunia kampus
Indonesia. Beberapa hal yang bisa kita
lakukan adalah:
- Meningkatkan pengawasan orang tua terhadap anaknya yang sedang kuliah, terlebih lagi jika kuliiah di luar kota.
- Mendukung anak mempunyai kesibukan yang positif. Seperti aktif diorganisasi karena dengan begitu tidak waktu bagi si anak untuk melakukan kegiatan yang negative.
- Menyediakan pendidikan tinggi yang murah dan layak.
- Menginformasikan bahwa pekerjaan sebagai ayam kampus mempunyai dampak negatif pada suatu hari nanti.
- Membangun pondasi agama yang kuat pada usia dini sehingga kelak dewasa nanti dapat membentengi diri dari kelamnya pergaulan bebas.
- Menyediakan lapangan kerja sampingan yang sesuai dengan keadaan mahasiswa dan mendorong mahasiswa untuk tidak perlu takut dan malu melakukan hal-hal baru untuk menambah uang sakunya, seperti usaha kecil-kecilan.
Setiap kegiatan pendidikan
merupakan bagian dari suatu proses yang di harapkan untuk menuju ke suatu tujuan,
dan tujuan-tujuan ini ditentukan oleh tujuan-tujuan akhir. Perguruan tinggi
harus dikembangkan dan diarahkan untuk mendidik mahasiswa agar mampu
meningkatkan daya penalaran, meguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berjiwa
penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa
depan bangsa dan Negara.
Langganan:
Postingan (Atom)